Nama: Maria Irene Susanto (Rinrin Marinka)
Kelahiran: Jakarta, 22 Maret 1980
Pendidikan:
SD-SMP Gandhi International School, Jakarta, Indonesia
SMU Pelita Harapan, Karawaci, Tangerang
Jurusan Art & Design KvB Institute, Sydney, Australia (1998-1999)
Visual Communication kajian utama Fashion Design di KvB Institute (1999-2002)
Le Cordon Bleu, Sydney, Australia (2002-2004)
Acara TV:
Kuis Rezeki Ramadhan SaSa di Trans7
Selebrita Siang di Trans7
Selamat Pagi di Trans7
Cooking in Paradise di Trans7
Sendok Garpu di JakTV
Sisi Kota untuk TVN
Dunia Laki-laki di JakTV
MasterChef Indonesia di RCTI
Film Bunian (pemeran utama), produksi Merah Putih Production di Sydney, Australia
Mengajar:
Pantry Magic Cooking School, Kemang (pengajar tamu)
Buku:
Fantastic Cooking, Gramedia, Maret 2011
"Jangan pernah takut bereksperimen dalam memasak."
Hal itu menjadi salah satu tip yang ditulis oleh Rinrin Marinka, 31 tahun, dalam bukunya,Fantastic Cooking.
Ia mengaku sudah hobi berkecimpung di dapur sejak masih duduk di bangku
sekolah dasar. Aneka bahan makanan yang ada biasa ia campur sekenanya.
Hasilnya?
"Kalau tidak gosong, ya, kuenya jadi bantat," kata dara kelahiran 22 Maret 1980 itu diiringi derai tawa.
Tapi Rinrin tak pernah kapok. Kelak, hobi memasak itu amat berguna saat
ia melanjutkan sekolah di Australia. Di sela mempelajari bidang desain
di Jurusan Art & Design KvB Institute di Sydney, ia biasa mengisi
waktunya dengan memasak. Bahkan, ketika sekolahnya di bidang desain
telah rampung, ia memperpanjang tinggal di Negeri Kanguru dengan
bersekolah di Le Cordon Bleu Sydney selama hampir dua tahun. Banyak
orang menganggap ini sekolah terbaik di dunia untuk belajar
masak-memasak.
Rinrin merasa tak ada yang salah dengan keputusannya itu. Memasak
baginya merupakan salah satu bentuk seni. Sebagai seniman, kata penyuka
parfum Lovely dari Jessica Sarah Parker itu, seorang koki atau chef
harus mampu mengeksplorasi untuk membuat makanan yang lengkap sehingga
bisa dinikmati secara rasa dan visual.
"Kepribadian seseorang bisa dilihat dari cara masak dan menyajikan makanan di piring dan meja," ujarnya.
Jika dilihat sekilas dari keahlian memasak dan tubuhnya yang mungil,
orang akan mengira ia pribadi yang "rapuh". Siapa sangka dengan tinggi
badannya yang cuma 158 sentimeter dan berat 48 kilogram, pemilik nama
asli Maria Irene Susanto ini, adalah penggemar olahraga ekstrim.
Berbagai macam olahraga yang biasa digeluti kaum lelaki, seperti
menyelam, arung jeram, paralayang, panjat dinding, hingga tinju, sudah
pernah dicobanya. Oleh karena itu, meski sekilas tampak lembut dan
seksi, sejatinya Rinrin bisa amat tegas dalam bersikap.
Selain dipenuhi buku-buku tentang memasak, perpustakaan penthousepribadinya
di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat, juga menyimpan buku sastra karya
William Shakespeare, hingga Harry Potter dan Eragon. Selain itu, Rinrin
juga menyimpan boneka lelaki setengah badan yang terbuat dari karet.
"Itu pengganti samsak kalau aku latihan bertinju," ujarnya. Meski
penggemar olahraga maskulin, Rinrin menyiasatinya agar tetap bisa
terlihat feminin. Warna pink pun jadi pilihannya. Mulai sarung tinju,
celemek, hingga gagang peralatan untuk memasak semuanya berwarna merah
muda.
Kiprah Rinrin di dunia kuliner di Tanah Air melejit saat ia membawakan acaraCooking in Paradise di Trans7. Sebelumnya, ia telah menjadi pembawa acaraSendok Garpu
di JakTV. Dalam acara di Trans7, Rinrin ditantang untuk membuat masakan
dari bahan-bahan ala kadarnya yang ditemui selama berpetualang di
daerah yang ia kunjungi. Karena kegiatan memasak lebih sering di alam
terbuka, mau tak mau busana yang dikenakannya harus disesuaikan dengan
cuaca yang panas.
Dari situlah muncul stigma terhadap Rinrin sebagai sexy chef , seperti halnya Farah Quinn yang memandu Ala Chef di TransTV.
"Enggaklah, kami berbeda, kok. Jadi, jangan dibandingkan," ujarnya.
Rinrin punya obsesi suatu hari nanti bisa menciptakan modifikasi menu
Nusantara dan membawanya ke dunia internasional sebagai ciri khas
Indonesia.
"Misalnya, hasil eksperimen saya, oncom bebek atau mi abon dengan kualitas rasa internasional," tuturnya.
Sebelum mengasuh acara masak, Rinrin sempat membuka kafe pada 2005. Kafe
itu bernama Warung Telur Ceplok dan terletak di kawasan Fatmawati,
Jakarta Selatan. Harga menu yang dijualnya tergolong murah, berkisar Rp
20-35 ribu. Namun, karena keliru menerapkan konsep pemasaran, warungnya
hanya bertahan 1,5 tahun.
Selain mengasuh acara masak dan menjadi juri dalam acara MasterChef Indonesia,
Rinrin menjadi pengajar tamu di Pantry Magic Cooking School, Kemang.
Dalam waktu dekat, ia juga akan membuka sekolah atau tempat kursus
sendiri di Jalan Hasyim Asyari. Namanya "R Kitchen".
"Ruangan kelas masih dalam penataan tahap akhir," ujarnya.
No comments:
Post a Comment